Tingkah si Kutu Daun

Pagi hari sebelum masuk kantor saya menyempatkan diri melihat sebidang tanaman selada yang saya tanam di belakang kantor utama. Sekilas saya melihat beberapa tanaman selada saya daunnya terlihat keriput dan terpuntir. Daun selada kemudian saya buka satu per satu, dan terlihat begitu banyak kutu daun sedang bergerombol disitu. Melihat begitu banyaknya mereka bergerombol saya jadi gemas, dengan cepat saya ambil sprayer saya isi air lalu saya semprotkan kuat-kuat hingga si kutu daun pun terlepas semua lalu saya matikan mereka. Penasaran dengan si kutu daun saya kemudian mencari beberapa informasi mengenai kutu daun ini.

Kutu daun memiliki nama ilmiah yaitu Myzus persicae yang merupakan bagian dari ordo Hemiptera dan superfamili Aphidoidea. Hama ini memiliki warna tubuh kuning kehijauan dan memiliki antenna yang relatif panjang, kira-kira sepanjang tubuhnya. Lamanya daur hidup: 7-10 hari. Kutu daun ini termasuk merugikan bagi tanaman. Kutu daun menetap kebanyakan di bawah daun atau di daun-daun yang terlindung. Kutu daun menghisap cairan daun hingga bila terserang cukup parah daun akan berkerut atau keriput dan tampak tidak rata dan menggulung. Selain itu yang lebih berbahaya, kutu daun juga menjadi vector/pembawa berbagai macam virus. Kutu daun merupakan vektor penting yang dapat menularkan penyakit virus menggulung daun kentang (Potato Leaf Roll Virus/PLRV) dan virus Y (Potato Virus Y/PVY). Gejala serangan penyakit virus tersebut adalah daun-daun kentang menggulung ke atas (PLRV) atau kekuning-kuningan (gejala mosaik) karena serangan PVY. Tanaman inangnya lebih dari 400 jenis, dengan inang utama pada sayuran adalah cabai, kentang dan tomat.  Kutu ini dapat berperan sebagai vektor lebih dari 90 jenis virus penyakit pada sekitar 30 famili tanaman antara lain meliputi jenis kacang-kacangan, bit-gula, tebu, kubis-kubisan, tomat, kentang, jeruk dan tembakau.

Pada daun tanaman yang terserang kutu daun seringkali nampak banyak semut berkeliaran disitu. Semut-semut ini rupanya tertarik dengan embun madu. Embun madu merupakan cairan pekat serta mengandung zat gizi yang disekresikan oleh kutu daun. Cairan ini disukai oleh semut. Semut menggunakan embun madu sebagai pakan, sedangkan kehadiran semut menjadi penghalang bagi musuh alami untuk menyerang kutu daun. Dengan kata lain, kutudaun dan semut bersimbiosis secara mutualistik melalui embun daun. Sedangkan apabila tidak dimanfaatkan oleh semut, eksudat/cairan yang dikeluarkan kutu ini dapat mendorong tumbuhnya cendawan embun jelaga pada daun yang dapat menghambat proses fotosintesa.

Kutu daun selain berinteraksi dengan semut, mereka juga berinteraksi dengan Empoasca, sp. Seperti halnya kutu daun, Empoasca sp juga menyerang dengan cara menghisap cairan daun tanaman. Bekas luka yang ditimbulkannya berupa bercak-bercak putih yang mengelompok pada permukaan daun. Serangan berat berakibat daun mengeriting, menguning dan mati mirip dengan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh kutu daun. Tempat, lokasi makan dan kebutuhan pakan yang sama menjadikan Empoasca, sp  dan kutu daun saling bersaing untuk mempertahankan hidup masing-masing.

Terdapat beberapa cara untuk mengendalikan kutu daun ini

# pertama

Melakukan sanitasi kebun dengan menghilangkan gulma yang dapat menjadi inang kutu daun

# kedua

Menggunakan cara fisik-mekanis dengan kelambu dan perangkap kuning bagi serangga ketika tanaman berumur 2 minggu

# ketiga

Menggunakan musuh alami seperti kepik. Kepik dapat makan hingga 100 kutu daun perhari. Lepaskan kepik pada malam hari setelah tanaman disiram. Metode ini cukup baik meski pada tanaman yang terserang cukup parah. Musuh alami kutu daun yang lain antara lain adalah Menochillus sexmaculata, Chrysopa sp., larva syrphidae, Harmonia octomaculata, Microphis lineata, Veranius sp. dan patogen Entomophthora sp., Verticillium sp

# keempat

Menggunakan insektisida yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian. Pengendalian secara kimiawi dengan insektisida harus dilakukan dengan pengamatan tanaman contoh terlebih dahulu yaitu apabila telah nampak jumlah kutu daun lebih dari 7 ekor per 10 daun contoh atau serangan mencapai lebih atau sama dengan 15 % per tanaman contoh.

Posted on 15 November 2012, in Tak Berkategori. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar